Bogor, Metropol – Fenomena pemilihan Ketua Umum HIPMI memang tidak pernah terlihat tidak seru. Hal inilah yang membuat Musyawarah Nasional (MUNAS) HIPMI yang digelar setiap tiga tahun sekali menjadi wadah yang selalu hangat dan menarik untuk diikuti. Sejak organisasi ini didirikan pada tahun 1975. Tidak bisa dipungkiri, bahwa Ketua Umum HIPMI adalah tokoh muda nasional yang kemudian menjadi pemimpin berpengaruh di bisnis dan di pemerintahan.
Sebut saja beberapa nama seperti, Sandiaga Uno, Erwin Aksa, Muhammad Lutfi, Hariadi Sukamdani, Sharif Cicip Sutardjo, Aburizal Bakrie dan Abdul Latief. Akan tetapi jika dilirik lebih jauh, mereka adalah keluarga dengan latar belakang ekonomi yang sangat berada. Munas kali ini sedikit berbeda, ada satu sosok yang kian bersinar dari Indonesia Timur, yakni Bahlil Lahadalia. Ia dijuluki sebagai Mutiara dari Timur, dikarenakan dengan latar belakang keluarga yang sangat sederhana tapi ia sanggup berkompetisi di level nasional dengan saingan beratnya Bayu Priawan. Bayu Priawan adalah CEO Blue Bird Group, bisnis keluarga yang diwariskan oleh neneknya, Mutiara Djokosoetono, salah satu tokoh wanita inspiratif Indonesia.
Disaat semua pihak masih menunggu dan belum dapat memastikan siapa dari tiga kandidat Ketua Umum yang akan menang, Munas HIPMI lanjutan yang berlangsung di Bogor pada 11 Februari 2015 ini sebenarnya telah mengukir sejarah. Sosok Bahlil yang memang sangat didukung untuk menjadi Ketua Umum pun akhirnya terealisasikan. Bahlil Lahadalia, mantan sopir angkot dengan catatan perjalanan yang memukau dan menginspirasi banyak kalangan.
Seorang pengusaha muda pertambangan dan properti asal Papua yang mulai bekerja sejak umur 12 tahun, karena Ibunya adalah seorang tukang cuci dan ayahnya seorang kuli bangunan, maju sebagai kandidat terkuat Ketua Umum HIPMI di MUNAS Bandung kali ini. Bahlil, 37 tahun, berhasil mengungguli dua kandidat lainnya, yaitu Bayu Priawan Djokosoetono (penerus generasi ketiga dari pendiri dan pemilik perusahaan Taxi Blue Bird) dan Andhika Anindyaguna (lulusan Inggris, mantan pembalap mobil F3, putra dari Johnny Hermanto pengusaha minyak besar di jaman Orde Baru).
Bagi Bahlil sejak awal mencalonkan diri sebagai Ketum HIPMI bukan untuk aksi-aksi, melainkan untuk mengabdi kepada organisasi karena merupakan panggilan hati. Sebelumnya, pada pemungutan suara putaran pertama, komposisinya adalah Bayu Priawan Djokosutono (82), Bahlil Lahadalia (81) dan Bagus Andika Adiguna (1). “Ini berarti belum ada yang mencapai jumlah suara 50 persen plus 1. Jadi kita belum dapat Ketua Umum,” ujar pimpinan sidang.
Pada Putaran Kedua, Bahlil Lahadalia meraih 85 suara. Sementara saingannya Bayu hanya 79 suara. Mantan Penjual kue Keliling di Papua itu menyatakan, ini amanah untuk merangkul seluruh pengusaha muda di Indonesia untuk bisa berkompetisi di tingkat internasional. (Delly M)