Polres Priok Amankan Aksi Buruh May Day

Aksi massa buruh yang tergabung dalam Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI), di persimpangan Pos 9 Pelabuhan Tanjung Priok, Senin, (1/5).

Jakarta, Metropol – Polres Pelabuhan Tanjung Priok melakukan pengamanan dalam aksi unjuk rasa memperingati hari buruh sedunia atau May Day, di persimpangan Pos 9 Pelabuhan Tanjung Priok, Senin, (1/5).

Aksi tersebut dilakukan oleh massa buruh yang tergabung dalam Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI) sekitar 1.000 orang yang terdiri dari SBPN (Serikat Buruh Pelabuhan Nusantara), AMT (Awak Mobil Tangki) SBTPI Pelumpang, PPI (Pergerakan Pelaut Indonesia).

Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Roberthus Yohanes De Deo yang memimpin pengamanan menjelaskan bahwa, dalam pengamanan Aksi Massa dalam rangka memperingati hari Buruh (May Day).

Kata dia, pihaknya mengerahkan 636 personel gabungan dari Polres Pelabuhan, Polres Metro Jakarta Utara, Polda Metro Jaya dan Stake Holder Pelabuhan.

“Pengamanan aksi massa ini kami melakukan penyekatan di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok antara lain di pintu masuk Pos 9, pintu Pos 8 dan Pos 1, Indonesia Power dan TPK Koja untuk mengantisipasi teman-teman pengunjuk rasa tidak memasuki wilayah Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan Objek Vital Nasional,” jelasnya.

Baca Juga:  Ditreskrimsus Polda Banten Gelar Pemantauan Ketersediaan dan Harga Gas Epiji 3Kg Bersama ESDM Provinsi Banten dan Disperindag Provinsi Banten

Kapolres menyebut, dari hasil penggalangan anggota dilapangan, orasi berjalan dengan aman dan kondusif untuk selanjutnya aksi massa bergeser menuju ke Istana Negara.

“Untuk menjaga agar wilayah hukum Polres Pelabuhan Tanjung Priok tetap aman dan kondusif kami melakukan Penyekatan dipintu-pintu masuk Pelabuhan ini baik saat pemberangkatan maupun kepulangan massa buruh dari Istana Negara,” terang AKBP Roberthus Yohanes De Deo.

Sementara itu, massa buruh yang menggunakan 1 mobil komando, sementara massa lainnya membawa bendera maupun spanduk yang bertuliskan cabut PP No 78 tahun 2015 tentang Pengupahan.

Selain itu, ada juga tertuliskan Sita Harta Koruptor, Hukum Berat Koruptor, Upah Kami Dengan Layak Tolak Upah Murah, Kapitalis Buruh, Hapuskan System Kerja Kontrak & Outsoucing di lingkungan Pertamina dan lainnya.

Selanjutnya, Sekjen FBPTI Rosyd dalam orasinya menyatakan, tuntutan pada hari Mei Day 2017 tentang persoalan korupsi yang merugikan buruh.

Baca Juga:  Kasat Reskrim Polres Pinrang Pimpin Operasi Cikon di Tempat Hiburan Malam

Ketua Umum FBTPI, Ilhamsyah dalam Konferensi Persnya kepada wartawan menegaskan, agar negara dapat melihat akar semua permasalahan.

“Negara atau pemerintah agar melihat akar permasalahan buruh atau masyarakat. Arah kebijakan pemerintah masih mengutamakan penanaman investasi modal asing sehingga kurang memperhatikan kesejahteraan kaum buruh, yang tentunya berpotensi timbulnya gejolak sosial,” jelas Ilhamsyah.

Dia mengaku, aksi massa oleh para pekerja dilakukan karena sudah tidak ada lagi pilihan sehingga diharapkan dapat menjadi perhatian dan adanya perlindungan terhadap para buruh.

“Kemajuan gerakan buruh saat ini blm mendapat simpati dari berbagai element masyarakat maupun instansi terkait, sehingga gerakan buruh harus memiliki arah yang lebih luas diantaranya meliputi permasalahan korupsi maupun SDA,” tandasnya.

Setelah melakukan orasi Massa FBTPI memasuki Bus dan Metromini sebanyak 29 unit yang akan digunakan untuk menuju ke Istana Negara untuk bergabung dengan massa buruh lainya.

(Risyaji)

KOMENTAR
Share berita ini :